Kamis, 24 Agustus 2017

Pesan Untuk Anak Di Masa Depan




Pesan  Untuk Anak Di Masa Depan

Penulis Oleh: Yohanes Mote

Lalu apa langkah yang harus ditempuh? Apakah bangsa kita ini bisa terus maju dan berkembang? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang sering muncul dalam benak kita. Namun, jawabannya adalah tergantung bagaimana generasi mudah sekarang. Anak-anak Papua  sebagai penentu perjalanan bangsa west Papua ini. Anak-anak Papua sekarang adalah penggerak kehidupan dan kemajuan bangsa papua di masa depan. Bangsa papua  ini akan maju dan berkembang bila generasi penerus  memiliki kompetensi, keahlian, serta kemauan untuk bersungguh-sungguh menuntut ilmu, mengabdi, serta mempunyai tekad yang bulat untuk melakukan berbagai usaha dan menemukan ide-ide cemerlang untuk kemajuan bangsa west Papua.Bangsa Papua adalah bangsa yang kaya, bangsa yang memiliki berbagai macam budaya yang kuat dimiliki. Bangsa yang memiliki keindahan yang sangat istimewa, bangsa yang subur serta bangsa yang tidak kenal lelah dalam usahanya terus maju dalam segala hal untuk bersaing dengan Negara-negara di dunai. Ini merupakan suatu pemberian Tuhan Yang Masa ke masa Kuasa dan merupakan kebanggaan yang luar biasa yang patut kita syukuri.
Anugerah dan Keistimewaan inilah yang tidak boleh kita sia-siakan. Kita harus terus berusaha untuk maju agar bangsa papuan ini bisa sejahtera dan terhindar dari keterpurukan, kemiskinan, keterbelakangan.
Di samping itu juga, kemauan untuk terus maju merupakan sebagai usaha untuk melanjutkan perjuangan para pahlwan-pahlawan bangsa yang pemberani dan rela untuk berjuang demi bangsawestpapuaini.
  • Memperdalam pendidikan dan pemahaman tentang agama. Ini adalah hal yang paling utama. Bila keimanan dan kepercayaan teguh telah dimiliki oleh para generasi bangsa west Papua, tentu ini sebagai modal pokok dan pondasi utama dalam membangun bangsa Papua. Keteguhan terhadap sifat kejujuran dan sikap konsisten harus kita miliki, seperti dalam era modern saat ini, haruslah disikapi dengan seksama. Mampu bersaing dalam hal kebaikan, selektif dalam memilih pengaruh-pengaruh dari luar, baik itu dari segi budaya, dan sebagainya serta memiliki sikap yang jujur. Jujur dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga kepada lingkungan masyarakat dan lingkungan sosial;
  • Ketika kepercayaan yang teguh telah kita miliki, maka langkah selanjutnya adalah memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama. Rasa kasih sayang dimulai dari cara mengasihi kedua orang tua, kerabat, serta keluarga sampai kepada semua golongan tanpa memandang perbedaan yang apapun. Saling menyayangi antara semua akan menjadikan suatu rasa persatuan dan kesatuan yang kuat dalam membangun bangsa papua  ini. Bila seluruh masyarakat dan penduduk bangsa ini bersatu, maka tidak akan ada lagi rasa khawatir bila nanti bangsa ini akan kembali dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Sayang serta cinta terhadap bangsa juga harus kita harus miliki. Sebagai contoh kita adalah anak-anak bangsa west Papua serta generasi penerus bangsa maka sepatutnya kita.
  • Memiliki rasa keberanian mengambil tindakan yang benar. Keberanian dalam membela yang benar merupakan sikap yang harus dimiliki oleh para anak-anak Papua mulai dari sekarang hingga seterusnya. Berani mengatakan yang benar dan begitupun sebaliknya. Berani membela yang benar walaupun dalam hal apapun dan hal bagaimanapun. Bangsa ini pasti akan maju bila para generasi penerus memiliki rasa keberanian;
  • Memiliki rasa malu untuk berbuat salah. Bila berani berkata jujur tentu akan memiliki rasa malu bila berbuat salah dan dosa. Bila generasi bangsa ini memiliki rasa malu maka bisa dijamin perbuatan-perbuatan yang menyimpang akan mampu diminimalisir. Malu bila ingkar janji, malu bila tidak disiplin dalam bekerja, serta malu bila tidak bekerja secara maksimal, dan sebagainya;
  • Memiliki kemauan yang kuat untuk terus menuntut ilmu hingga akhir hayat. Seperti yang diperintahkan oleh agama bahwa menuntut ilmu pengetahuan adalah hal yang wajib. Ilmu pengetahuan adalah penunjang dalam kemajuan bangsa untuk masa depan anak papua yang cemerlang. Tanpa ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas maka mustahil bangsa papua ini akan maju. Generasi yang cerdas melahirkan bangsa yang maju dan cerdas pula. Maka, pesan dan harapan saya untuk anak-anak sebagai generasi penerus papua teruslah untuk menuntut ilmu. Aktiflah bersekolah dengan sikap bersekolah yang baik. Mari kita hindari hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Berusahalah untuk membangun serta membina persahabatan yang erat dalam lembaga-lembaga pendidikan sampai lembaga-lembaga masyarakat tanpa memandang perbedaan, jadilah anak-anak yang kreatif yang mampu menciptakan sesuatu hal yang baik bagi bangsa papua ini. Gunakanlah waktu untuk terus belajar, dan berkarya serta menggali seluruh potensi diri yang ada. Maka dengan demikian para generasi bangsa ini akan cerdas dan mampu menjadikan bangsa west Papua mempunyai martabat yang tinggi di mata bangsa-bangsa lain di dunia.
Sikap dan perilaku ini haruslah dimulai dari diri pribadi anak-anak Papua. Menurut pendapat saya, ada beberapa langkah serta pesan-pesan untuk anak-anak bangsa papua ini yang harus dilakukan sebagai syarat agar west npapua yang kita cintai ini bisa maju dan terus berkembang. Langkah-langkah tersebut adalah :
Kelima hal di atas adalah beberapa langkah yang menjadi harapan saya untuk generasi muda dan anak-anak West Papua  di masa depan. Tanpa generasi yang mempunyai syarat utama di atas, mempunyai kompetensi serta kreatifitas yang tinggi maka kata “Maju dan berkembang untuk Papua kita cintai ini” adalah hal mustahil. Mari para generasi bangsa Papua, untuk terus maju dan berkarya. Di pundakmulah penentu kemajuan anak generasi muda papua .
Sebagai penutup, penulis kutipkan beberapa kalimat penting dari Prof. Slamet Iman Santoso yang patut kita renungkan (Santoso, 1987)
Kalau manusianya baik, maka barang yang rusak akan diperbaiki. Kalau orangnya rusak, maka barang yang baik akan dirusak, sesuai denga seleranya yang rusak.
Orang pintar dalam menghadapi soal “ruwet-bundhet”, dapat menemukan jalan keluar yang sederhana. Orang bodoh, dalam menghadapi soal sederhana, meyebabkan soalnya menjadi “ruwet-bundhet”.

[1] Santoso S.I. Pendidikan  dari Masa ke Masa, CV. Haji Masagung. Jakarta, 1987
Yohanes Mote dilahir dipaniai Madi  kecamatan Paniai Timur  Kab. Paniai  pada tanggal 06  Juni 1995.

Rabu, 23 Agustus 2017

Mengapa Perlu Belajar Filsafat




Mengapa Perlu Belajar Filsafat?


Oleh  Yohanes Mote  S.H.

Fakultas  Hukum  Universitas Warmadewa Denpasar Bali

Pernahkah anda bertanya dalam hati, apa tujuan hidup ini? Atau mengajukan pertanyaan, mengapa saya ada? Memang, agama memberikan jawaban. Namun, apakah anda puas dengan jawaban yang diberikan agama? (1)

Jika anda tidak puas dengan jawaban dari agama, ataupun dari tradisi anda, maka belajar filsafat adalah sesuatu yang mesti anda lakukan. Setidaknya dengan mempelajari filsafat, anda bisa menemukan metode yang lebih tepat untuk memahami dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar tersebut.

Berpikir

Filsafat, pada hemat saya, bukan sekedar merupakan mata kuliah. Filsafat adalah suatu tindakan, suatu aktivitas. Filsafat adalah aktivitas untuk berpikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia (apa tujuan hidup, apakah Tuhan ada, bagaimana menata organisasi dan masyarakat, serta bagaimana hidup yang baik), dan mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, dan sistematis.

Untuk catatan, filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun, dan belum bisa (tidak akan pernah bisa) memberikan jawaban yang pasti dan mutlak, karena filsafat tidak memberikan jawaban mutlak, melainkan menawarkan alternatif cara berpikir.

Ketika belajar filsafat, anda akan berjumpa dengan pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah manusia. Sebut saja nama-nama pemikir besar itu, seperti Plato, Aristoteles, Immanuel Kant, Thomas Aquinas, dan Jacques Derrida. Pemikiran mereka telah membentuk dunia, sebagaimana kita pahami sekarang ini.

Beberapa mata kuliah yang diajarkan adalah filsafat moral, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat budaya, filsafat politik, filsafat sejarah, logika, eksistensialisme, dan sebagainya. Anda juga akan diajak memikirkan soal keadilan global, teori-teori demokrasi, dan etika biomedis. Untuk para profesional, filsafat juga amat berguna untuk memperluas wawasan berpikir.

Kemampuan-kemampuan Penting

Dengan belajar filsafat, anda akan mendapatkan beberapa ketrampilan berikut; memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah kehidupan yang selalu tak terduga.

            Dengan belajar filsafat, anda akan dilatih menjadi manusia yang utuh, yakni yang mampu berpikir mendalam, rasional, komunikatif. Apapun profesi anda, kemampuan-kemampuan ini amat dibutuhkan. Di sisi lain, dengan belajar filsafat, anda juga akan memiliki pengetahuan yang luas, yang merentang lebih dari 2000 tahun sejarah manusia.

Kemampuan berpikir logis dan abstrak, kemampuan untuk membentuk argumen secara rasional dan kritis, serta kemampuan untuk menyampaikan ide secara efektif, kritis, dan rasional, akan membuat anda mampu berkarya di berbagai bidang, mulai dari bidang informasi-komunikasi, jurnalistik, penerbitan, konsultan, pendidikan, agamawan, ataupun menjadi wirausaha.

Para pengacara, praktisi hukum, praktisi pendidikan, pemuka agama, maupun praktisi bisnis akan mendapatkan wawasan yang amat luas, yang amat berguna untuk mengembangkan diri dan profesi mereka. Jika anda sungguh ingin mendalami filsafat, anda bisa melanjutkan studi sampai pada level master dan doktoral, dan kemudian mengajar di bidang filsafat.

Kemampuan-kemampuan Khusus

Dengan belajar filsafat, anda akan mampu melihat masalah dari berbagai sisi, berpikir kreatif, kritis, dan independen, mampu mengatur waktu dan diri, serta mampu berpikir fleksibel di dalam menata hidup yang terus berubah.

Filsafat mengajak anda untuk memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai-nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Berbagai konsep yang akrab dengan hidup kita, seperti tentang kebenaran, akal budi, dan keberadaan kita sebagai manusia, juga dibahas dengan kritis, rasional, serta mendalam.

Filsafat itu bersifat terbuka. Sekali lagi, filsafat tidak memberikan jawaban mutlak yang berlaku sepanjang masa. Filsafat menggugat, mempertanyakan, dan mengubah dirinya sendiri. Ini semua sesuai dengan semangat pendidikan yang sejati.

Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional. Filsafat mengajarkan kita untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat, bukan dengan kekuatan otot, atau kekuatan otoritas politik semata.

Filsafat adalah komponen penting kepemimpinan. Dengan belajar berpikir secara logis, seimbang, kritis, sistematis, dan komunikatif, anda akan menjadi seorang pemimpin ideal, yang amat dibutuhkan oleh berbagai bidang di Indonesia sekarang ini. Jadi tunggu apa lagi? Mari belajar filsafat!

[1] Diolah dan dikembangkan dengan pemikiran saya sendiri dari http://www.anak merantau ditanah orang Denpasar Bali . INTCMP=SRCH  13 Maret 2016 . 14.68.

Minggu, 16 Oktober 2016

Sejarah pembebasar irian barat


Sejarah Pembebasan Irian Barat

Janji yang diucapkan pemerintah Belanda melalui salah satu butir hasil perundingan KMB, bahwa kedudukan Irian Barat (sekarang Papua) akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun setelah penyerahan kedaulatan. Namun ternyata masalah Irian barat tidak kunjung selesai , setelah satu tahun lebih pasukan Belanda masih menguasai wilayah Irian barat.

Perjuangan Diplomasi dalam Upaya Pembebasan Irian Barat

Diplomasi langsung  antara Indonesia-Belanda dalam lingkungan ikatan Uni Indonesia-Belanda, dilakukan sejak Kabinet Natsir dan kabinet-kabinet selanjutnya. Setelah perundingan bilateral dengan Belanda tidak berhasil, sejak tahun 1954 Indonesia membawa masalah Irian Barat ke organisasi PBB yaitu tepatnya pada masa kabinet Sastroamidjojo I tetapi tidak membuahkan hasil. Kabinet Burhanuddin selanjutnya membawa masalah Irian Barat ke sidang Majelis Umum PBB. Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo II, tahun 1956, Indonesia membatalkan hubungan Indonesia-Belanda berdasarkan perjanjian KMB, lalu membatalkan seluruh isi perjanjian KMB secara sepihak.

Langkah pemutusan hubungan Indonesia-Belanda, dan pembatalan isi KMB, terpaksa dilakukan pemerintah Indonesia melihat penyelesaian masalah Irian Barat di forum PBB yang tidak kunjung mendapat titik terang. Dalam sidang Majelis Umum PBB yang diadakan setiap tahun, Indonesia tidak mendapat dukungan dari 2/3 anggota yang hadir. Hal itu terjadi karena aktifitas diplomasi Belanda untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara lain. Dukungan negara-negara lain terhadap Belanda semakin kuat ketika persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur menguat dalam suasana Perang Dingin. Karena dukungan sejumlah negara terhadap Belanda atas penguasaan wilayah Irian Barat, Kerajaan Belanda tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah Indonesia

Perjuangan dengan Konfrontasi Politik dan Ekonomi

Setelah perjuangan Diplomasi di forum PBB, Indonesia selanjutnya menempuh jalur konfrontasi politik dan ekonomi. Desember 1957, perusahaan-perusahaan milik Belanda diambil alih oleh bangsa Indonesia, perusahaan tsb antara lain : Nederlandsche Handel Maatschappij N.V. (sekarang menjadi Bank Dagang Negara), bank Escompto di Jakarta serta Perusahaan Philips dan KLM. KLM (Koningklijke Lucht Maatschappij) merupakan sebuah perusahaan penerbangan milik Belanda.

Pada tanggal 17 Agustus 1960 Republik Indonesia secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Kerajaan Belanda.


Pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Ir. Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (
Trikora) di Yogyakarta. Isi Trikora yaitu : Perjuangan bersenjata (Tri Komando Rakyat atau Trikora)

1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa. 

foto trikora


Untuk kepentingan konfrontasi militer,  Pemerintah Indonesia awalnya berencana membeli senjata dari Amerika Serikat, tetapi gagal. Pembelian senjata kemudian dialihkan ke negara-negara Blok Komunis, terutama Uni Soviet. Pada tanggal 14 Maret 1961, di Jakarta dilangsungkan penandatanganan perjanjian pembelian senjata dari Uni Soviet . Peralatan perang tersebut terdiri dari pesawat Mig, kapal perang, dan kapal selam.
Sebagai langkah awal pelaksanaan Trikora, pada tanggal 2 Januari 1962 dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Markas Besar Komando Mandala Pembebasan Irian Barat ditetapkan di Makassar. Komando Mandala dibentuk dengan tugas seperti berikut :
1. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk mengembalikan Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.
2. Mengembangkan situasi militer di Irian Barat.

gambar1 penerjunan dalam pembebasan irian barat

Susunan Komando Mandala Tertinggi Pembebasan Irian Barat sebagai berikut.
1) Panglima Besar Komando Tertinggi: Presiden/Panglima Tertinggi Ir. Soekarno.
2) Wakil Panglima Besar: Jenderal A.H. Nasution.
3) Kepala Staf: Mayor Jenderal Ahmad Yani.

Susunan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat sebagai berikut.
1) Panglima Mandala: Mayor Jenderal Soeharto.
2) Wakil Panglima I: Kolonel Laut Subono.
3) Wakil Panglima II: Kolonel Udara Leo Wattimena.
4) Kepala Staf Umum: Kolonel Ahmad Thahir.

Persetujuan New York

Maret 1962, Diplomat AS, Ellsworth Bunker, mengajukan usul yang terkenal dengan nama Rencana Bunker, yang isi pokoknya sebagai berikut :
a) Pemerintahan Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia.
b) Rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menentukan pendapatnya untuk tetap dalam RI atau memisahkan diri.
c) Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui suatu badan pemerintahan PBB atau UNTEA.
d) Pelaksanaan penyerahan Irian Barat akan selesai dalam waktu dua tahun.

Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, mendesak Belanda agar menerima Rencana Bunker. Apabila tidak menerima Rencana Bunker akan berakibat mendekatkan hubungan Republik Indonesia dengan Rusia yang membahayakan stabilitas internasional. Hal tsb juga dilakukan untuk mencegah terseretnya Uni Soviet dan Ameriksa Serikat ke dalam konfrontasi.

Persetujuan New York berhasil ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Subandrio dengan Van Royen dan Schuurman yang mewakili pemerintah Belanda pada tanggal 15 Agustus 1962, bertempat di Markas Besar PBB. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Sekjen PBB U Thant dan Ellsworth Bunker. Isi Persetujuan New York sebagai berikut.
  • Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB (UNTEA = United Nations Temporary EExecutive Authority )
  • Pemerintah sementara PBB menggunakan tenaga Indonesia, baik sipil maupun alat-alat keamanan bersama dengan putra-putra Irian Barat.
  • Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada tanggal 1 Mei 1963
  • Pasukan Indonesia yang sudah di Irian Barat tetap tinggal di Irian Barat, tetapi di bawah pemerintah sementara PBB.
  • Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas.
  • Pada tanggal 1 Oktober 1962 bendera PBB akan berkibar di Irian Barat berdampingan dengan bendera Belanda, yang selanjutnya akan diturunkan pada tanggal 31 Desember untuk digantikan oleh bendera Indonesia mendampingi bendera PBB.
  • Selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
  • Sebelum akhir tahun 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan pendapatnya tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diri dari RI melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

Operasi Wisnumurti merupakan operasi ter akhir yang dilakukan Komando Mandala. Operasi Wisnumurti adalah penyelenggaraan penyerahan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat dari UNTEA
kepada pemerintah Republik Indonesia. Sesuai dengan Perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA secara resmi menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah RI. Upacara serah terima dilaksanakan di Kotabaru/Hollandia (sekarang Jayapura). Pihak Indonesia diwakili oleh Jenderal Ahmad Yani. Dengan kembalinya Irian Barat ke Republik Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963 Komando Mandala juga dibubarkan.

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat

Pelaksanaan Pepera di kabupaten-kabupaten di Irian Barat, berlangsung mulai tanggal 14 Juli 1969 dan berakhir tanggal 4 Agustus 1969. Hasilnya adalah rakyat Irian Barat ingin bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hasil Pepera ini dibawa oleh utusan Sekjen PBB Ortis Sanz ke Sidang Umum PBB ke-24, bulan November 1969. Dalam sidang tersebut PBB menerima hasil-hasil Pepera yang telah dilaksanakan sesuai dengan Persetujuan New York.

Salah satu keputusan



- Salah satu keputusan dalam KMB (27 Desember 1949) Belanda mengikuti kedaulatan Indonesia sepenuhnya kecuali wilayah Irian Barat yang rencananya akan dikembalikan setahun kemudian. Namun setelah pengakuan kedaulatan, Belanda tidak juga menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Perjuangan Diplomasi
Dalam upaya membebaskan wilayah Irian Barat dari cengkeraman Belanda Pemerintah RI pertarna mengambil langkah diplomasi dilakukan secara bilataral baik dengan pemerintah Belanda maupun dengan dunia Internasional. Perundingan (Diplomasi) dengan pemerintah Belanda terjadi pertama kali pada masa kabineg Natsir tahun 1950 tetapi gagal, bahkan pada tahun 1952 secara sepihak Belanda memasukkan Irian Barat dalam wilayah  kerajaan Belanda. Upaya diplomasi internasional dilakukan oleh kabinet Sastroamijoyo yaitu dengan membawa masalah Irian Barat ke forum PBB, tapi tidak membawa hasil. Pada masa kabinet Burhanuddin, Belanda menanggapi bahwa masalah Irian Barat merupakan masalah antara Indonesia - Belanda dan mengajukan usul yang berisi tentang penempatan Irian Barat di bawah Uni Indonesia - Belanda. Disamping membawa masalah Irian Barat ke forum PBB Indonesia juga melakukan pendekatan dengan negara-negara Asia Afrika dan ini membawa hasil yang positif, antara lain sebagai berikut :
  • Dalam Konferensi Pancanegara II di Bogor lima negara peserta sepakat mendukung Indonesia dalam mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia
  • Dalam KAA para peserta mengakui bahwa wilayah Irian Barat merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena Belanda tidak pernah Menunjukkan etikad baik dalam menyelesa masalah Irian Barat maka pemerintah RI mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
  • Hubungan Indonesia - Belanda diubah dari united status menjadi hubungan biasa. 
  • Pada tanggal 3 Mei 1956 melakukan pembatalan hasil-hasil KMB\Pada tanggal 17 Agustus 1956 membentuk Provinsi Irian Barat yang berkedudukan di Saosiu dan menunjuk Sultan Tidore, Zaenal Abidin Syah sebagai gubernurnya.
  • Pada tanggal 18 November 1957 diadakan rapat umum penbebasan Irian Barat.
  • Pada tanggal 5 Desember 1957 melarang semua film yang berbahasa Belanda, kapal terbang Belanda juga dilarang mendarat dan terbang di wilayah RI.
  • Pada tanggal 5 Desember 1958 melakukan penghentian semua kegiatan konsuler Belanda di Indonesia.
  • Dengan Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958 dilakukan pengambilalihan modal Belanda di Indonesia.
  • Pada tanggal 19 Februari 1958 dibentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
  • Pada tanggal 17 Agustus 1960 memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda
  • Menasionalisasi 700 perusahaan milik Belanda di Indonesia
Sementara itu pemerintah Belanda meningkatkan kekuatan militernya dengan mengirimkan Kapal Induk Karel Doorman ke Irian Barat. Situasi semakin memanas dan pada sidang majelis umum PBB tahun 1961 kembali dibicarakan masalah Irian Barat kepada Indonesia dengan perantara PBB. Pemerintah Indonesia menyetujui usul tersebut dengan syarat waktunya dipercepat. Sedangkan Belanda menyatakan akan melepaskan Irian Barat untuk dilanjutkan di Dewan Perwakilan PBB kemudian membentuk Negara Papua. Pemerintah berkesimpulan Belanda tidak ingin menyerahkan Irian Barat pada Indonesia, sehingga tidak ada jalan lain dan harus diselesaikan dengan kekerasan senjata.
Perjuangan Bersenjata
Pada tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno daIam pidatonya di  Jogjakarta menyampaikan suatu komando dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang isinya sebagai berikut :
  1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Kolonial Belanda
  2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat  tanah air Indonesia
  3. Bersiap-siap untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan  dan kesatuan tanah air In­donesia
Realisasi pertama dari Tri Kora adalah pembentukan Komando Operasi yang diberi nama Komando Mandala pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962 dan Mayjend. Soeharto ditunjuk sebagai komandannya dengan tugas antara lain sebagai berikut :
  • Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan Operasi Militer guna mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kesatuan RI. Operasi militer itu dinamakan Operasi Jaya Wijaya.
  • Eksploitasi, dimulai awal tahun 1963 dengan mengadakan serangan terbuka guna menguasai pos-pos musuh yang penting.
  • Konsolidasi, dilakukan pada tahun 1964 dengan mendudukkan kekuasaan RI secara mutlak di Iran Barat.
Dalam tahapan infiltrasi dilakukan serangan operasi pendaratan di Irian Barat balk melalui laut maupun penerjunan udara yaitu, operasi banteng dengan sasaran wilayah Fak-fak dan Kaimana, Operasi Srigala di sekitar Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di daerah Merauke, dan Operasi Jatayu diarahkan ke daerah Sorong, Kalimantan, dan Merauke. Operasi infiltrasi pasgka RI dan pare gerilyawan Trikora di antaranya diambil dari kalangan mahasiswa. Ontuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda, memang telah dibentuk kesatuan­kesatuan sukarelawan di kantor-kantor, sekolah, organisasi mesa dan lain sebagainya. Sebagian dari sukarelawan ini bersama-same dengan ABRI turLit serta dalam operasi infiltrasi. Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi pertempuran di laut Arafuru antara angkatan laut RI melawan kapal perusak dan Frega' Belanda. Dalam pertempuran tersebut Komando Yos Sudarso dan Kapten Wiranto gugur. Mereka turut tenggelam bersama kapal RI Macan Tutul. Sejak itu, operasi pembebasan Irian Barat semakin ditingkatkan. Namun sebelum Operasi Jaya Wijaya dilaksanakan, datang perintah dari Presiden untuk menghentikan tembak-menembak pada tanggal 18 Maret 1962, karma pada tanggal 19 Agustus 1962 telah tercapai persetujuan antara Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat di markas besar PBB di kota New York dengan pokok-pokok kesepakatan, antara lain sebagai berikut:
  • Akan dibentuk Pemerintah PBB Irian Barat dengan nama UNTEA (United Nations Temporaty Ex­ecutive Authority) selambat-lambatnya 1 Oktober  1962 tiba di Irian Barat.
  • UNTEA memakai tenaga Indonesia
  • Pasukan RI yang berada di Irian Barat tetap berada di sana, di wilayah Komando PBB
  • Tentara Belanda secara berangsur-angsur dikembalikan
  • Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas
  • Pada tanggat 31 Desember 1962 bendera RI berkibar di samping bendera PBB
  • Selambat-lambatnya 1 Mei 1963 Rl secara resmi menerima pemerintahan  Irian  Barat
  • RI berkewajiban melakukan Pepera (Penentuan Pendapatan Rakyat)
Untuk menjamin keamanan di Irian Barat. PBB membentuk pasukan keamanan dengan nama United Nations Security Forces (UNSF) di bawah komando Brigjend Said Udin Khan dari Pakistan.
Penyerahan kekuasaan Irian Barat dari PBB kepadda pemerintah Indonesia dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 1963 di Kota Baru. Dan pada hari yang sama, di Makasar (Ujung Pandang) dilaksanakan upacara pembubaran Komando Mandala.
Pepera (Penentuan Pendapatan Rakyat)
Pepera merupakan salah satu ketentuan persetujua- 1962 mengenai penyeraha­n kekuasaan pemerintahan atas Irian Barat oleh Belanda kepada Indonesia. Pepera diselenggaraka­n melalui tiga tahap, antara lain sebagai berikut :
  • Tahap pertama, dimulai pada tanggal 24 Maret 1969, yaitu mengadakan konsultasi denga Dewan Kabupaten di Jayapura mengenai tata Cara penyelenggaraan Pepera
  • Tahap kedua, berupa pemilihan anggota dewan musyawarah Pepera yang berakhir pada bulan Juni 1969.
  • Tahap ketiga, adalah pelaksanaan Pepera pada tanggal 4 Juli 1969  berakhir pada tanggal Agustus 1969.
Pelaksanaan pepera disaksikan oleh utusan sekretaris Jenderal Duta Besar Ortis Zans melalui pepera ternyata rakyat Irian Barat secara bulat tetap menyatakan bagian dari negara RI. Hasil pepera di bawa oleh Duta Besar Orti Zans untuk dilaporkan Umum PBB, untukl mengenang perjuangan merebut Irian Barat pada tanggal 21 Desember 1995 Presiden Soeharto meresmikan Monumen Mandala di Makassar.